JAKARTA, MP - Warga Kompleks Eks Yon Angkub (Batlyon Angkatan Kuda Beban), Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (25/1) menerapkan jam malam. Ini dilakukan menyusul ada isu bahwa upaya pengosongan secara paksa rumah mereka akan dilakukan malam hari oleh TNI Angkatan Darat. Puluhan warga tetap berjaga-jaga di pintu masuk kompleks tersebut, setelah pada siang harinya mereka menggelar orasi, menolak upaya pengosongan rumah.
Pantauan di lokasi, hingga saat ini suasana di kawasan kompleks Yon Angkub, masih sangat kondusif. Aktivitas warga seperti biasa, hanya saja sebagian dari mereka berjaga-jaga di mulut gang, mengantisipasi masuknya orang asing yang mencurigakan.
Bahkan lalu lintas di sepanjang Jl Cililitan Besar Raya, yakni jalan yang menghubungkan antara Halim Perdana Kusuma dengan perempatan Pusat Grosir Cililitan (PGC) sudah mulai lancar. Termasuk suasana ketegangan yang dialami setiap anggota keluarga yang tinggal di kompleks tersebut pun sudah mulai mencair.
Sejumlah warga yang berjaga-jaga di pintu gerbang dan salah satu gang kecil, mayoritas mengenakan pakaian hitam. Mereka hanya duduk-duduk sambil bercengkerama satu sama lain di bawah tenda. Mereka selalu mengamati gerak-gerik orang maupun kendaraan yang melintas di depannya.
"Kami tidak mau kecolongan seperti yang dialami saudara-saudara kami yang ada di Matraman pada waktu itu. Karenanya, kami semua harus waspada dan tidak ada yang boleh meninggalkan pintu gerbang kompleks sampai pagi," ujar Sutrisno, Ketua Forum Eks Yon Angkub, Senin (25/1) malam.
Bahkan pria yang mengaku sebagai generasi ketiga Pembela Tanah Air (Peta) ini akan melawan jika sampai kompleks perumahan Eks Yon Angkub, tempat tinggalnya itu dimasuki pasukan Kodam Jaya.
"Kami bersama-sama dengan keluarga TNI, baik dari lingkungan kompleks Eks Yon Angkub maupun wilayah lain seperti dari Matraman dan Rempoa akan melawan siapa saja yang mengganggu tempat tinggal kami," tegasnya. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar