Jumat, 08 Januari 2010

Kontainer PT PLN Nyemplung ke KBT

JAKARTA, MP - Sebuah kontainer seberat satu ton milik PT PLN, Jumat (8/1) siang nyemplung ke dalam aliran Kanal Banjir Timur (KBT), di kawasan Pondokbambu, Durensawit, Jakarta Timur. Kontainer itu semula berfungsi sebagai kantor PLN, saat dilakukannya pemindahan menara SUTET yang berada di trace basah KBT ke trace kering. Kontainer nyemplung saat akan dievakuasi dari tempat tersebut.

Kejadiannya bermula, saat petugas mencoba memindahkan kontainer itu ke sebuah truk dengan menggunakan alat berat jenis crane. Kontainer dievakuasi karena sudah tidak berfungsi lagi sebagai kantor. Sayangnya, saat proses evakuasi, tiba-tiba tanah pijakan crane itu amblas. Praktis kontainer yang tengah diangkat itu pun jatuh ke dalam aliran KBT yang telah dipenuhi air. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hingga berita ini diturunkan, para pekerja masih berusaha mengangkat kontainer berukuran 10 x 4 meter itu ke daratan.

"Kontainer itu memang sudah selesai digunakan PT PLN sebagai kantor, karena itu harus dipindahkan dari lokasi. Namun saat diangkat dengan crane, tanah pijakannya amblas. Akibatnya kontainer itu nyemplung ke dalam KBT," kata Edo, seorang pengawas di lokasi kejadian, Jumat (8/1). Diakui Edo, semula memang kontainer itu digunakan sebagai kantor oleh PT PLN saat dilakukannya pemindahan menara SUTET yang berada di trace basah KBT ke trace kering KBT.

Pantauan di lapangan, trace basah KBT saat ini lebarnya belum seluruhnya mencapai 100 persen yakni 50-70 meter. Akan tetapi lebarnya baru mencapai kurang lebih 10 meter. Kondisi ini terlihat di beberapa titik seperti di kawasan Cipinangmuara, Pondokbambu dan Pondokkopi.

Edo menyebutkan, untuk menggali lebar trace basah KBT, para pekerja terpaksa harus menunggu sampai tanahnya mengeras. Sebab jika penggalian dipaksakan, dikhawatirkan tanahnya akan amblas. Penggalian trace basah KBT akan memakan waktu sekitar satu pekan, namun hal itu tentunya harus didukung cuaca.

"Sebenarnya untuk penggalian pada trace basah ini tidak akan memakan waktu lama. Tapi kami selalu terhambat oleh hujan. Sebab tanahnya akan menjadi lembek dan sangat berbahaya bagi para pekerja, khususnya operator alat berat," tambahnya.

Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Jakarta Timur, Arifin Ibrahim menjelaskan, sesuai dengan rencana, seluruh lebar trace basah KBT di wilayah tersebut akan normal pada akhir Januari 2010. “Karena seluruh titik trace basah KBT, saat ini tengah dilakukan penggalian. Tapi semua itu juga tergantung dari faktor cuaca," jelas Arifin. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Jasa Perizinan Bangunan