JAKARTA, MP - Agar mampu bersaing dengan pasar-pasar modern, PD Pasar Jaya akan menjadikan enam pasar tradisional sebagai pusat bisnis dan wisata. Sehingga kesan kumuh, jorok, bau, dan becek yang selama ini melekat menjadi hilang sama sekali. Pembangunannya akan dimulai tahun depan.
Dirut PD Pasar Jaya, Djangga Lubis, mengatakan, keenam pasar yang akan dijadikan pusat bisnis dan wisata ini adalah Pasar Pramuka, Pasar Bendungan Hilir, Pasar HWI Lindateves (Hayam Wuruk), Pasar Blora, Pasar Pedurenan, dan Pasar Rumput.
Menurutnya, konsep pasar tradisional ke depan tidak lagi hanya sebatas tempat jual beli barang-barang kebutuhan warga sehari-hari. Akan tetapi sudah dijadikan sebagai tempat bisnis sekaligus tempat wisata dengan daya tarik yang tinggi. Selain itu, pasar juga akan terintegrasi dengan perkantoran, apartemen, dan hotel. “Sehingga orang-orang tidak perlu jauh-jauh pergi ke pasar tradisional,” ujarnya, Senin (19/10).
Dipilihnya keenam pasar itu karena kesemuanya memiliki lokasi yang strategis yakni di pusat kota. Apalagi ke depan perpasaran tradisional akan ditunjang Mass Rapit Transit (MRT).
Terkait dengan rencana pembangunan MRT, PD Pasar Jaya bersama PT MRT Jakarta merencanakan akan mensinergiskan pembangunan stasiun MRT dengan pasar-pasar tradisional yang telah ada di ibu kota. Hingga kini, PD Pasar Jaya sedang menunggu disain tepat yang menyatukan stasiun dengan pasar secara langsung. Paling tidak, konsep umumnya berupa pasar itu akan dibuat seperti pasar modern, yakni ada hotel kecil di sekitar lokasi pasar serta akses jalan menuju pasar.
Pasar yang terintegrasi dengan stasiun MRT akan dibangun lebih bersih, rapih, dan modern. Bahkan akan dibangun fasilitas jembatan toko dan gedung perkantoran. Untuk akses jalan menuju ke stasiun akan dibangun di bawah tanah.
Untuk penyesuaian maka disain bangunan enam pasar ini akan diubah sesuai dengan bentuk fisik stasiun. Penambahan fasilitas yang masih dalam perencanaan yaitu penyatuan hotel dan perkantoran dengan pasar juga akan diakomodasikan dengan disain dasar pembangunan MRT. “Dengan penyatuan ini diharapkan pasar akan lebih ramai,” harapnya.
Selain itu, bentuk pasar juga akan diubah menjadi disain hanggarisasi sehingga transaksi pembelian pun menjadi cepat, bersih, dan bentuk bangunan menjadi sederhana. Pihaknya juga akan menambah pasar tematik seperti pasar obat, pasar burung, pasar batu aji, pasar ikan hias, dan pasar bunga.
Untuk pengembangan keenam pasar ini, PD Pasar Jaya tidak akan melakukan tender, melainkan akan melakukan beauty contest. “Untuk pelaksanaannya nanti kita tidak melakukan tender. Jika ada dua peminat maka akan dilakukan beauty contest untuk memilih pemenangnya,” paparnya.
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN) DKI Jakarta, Muhammad Ikhsan, mengatakan, untuk merealisasikan rencana tersebut, PD Pasar Jaya harus melakukan pengurusan sertifikat hak pengelolaan terhadap keenam pasar ini. Sehingga jika nantinya dikerjasamakan dengan pihak ketiga PD Pasar Jaya tetap memiliki aset yang dimiliki di kawasan tersebut. “Jangan sampai lantaran lalai kita harus kehilangan aset yang telah bertahun-tahun dikelola Pemprov DKI,” kata Ikhsan.
Untuk mengamankan asetnya, lanjutnya, PD Pasar Jaya sudah melakukan kerja sama dengan pihak BPN DKI untuk proses sertifikasi tanah pasar-pasar tradisional. Hingga saat ini sediktinya ada 54 berkas sertifikasi yang telah rampung. Sedangkan sisianya yakni 8 berkas tengah dalam proses. “Kami targetkan seluruh proses akan rampung sebelum pergantian tahun,” tambah Ikhsan. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar