JAKTIM,MP - Tumpukan karung lumpur di sepanjang Jl I Gusti Ngurahrai, Kelurahan Klender, Jakarta Timur dikeluhkan warga dan para pengguna jalan karena menimbulkan bau tidak sedap yang cukup menyengat. Karenanya, warga setempat berharap kepada pemerintah segera mengangkut tumpukan karung lumpur tersebut.
"Baru saja saluran air di sepanjang jalan ini dibersihkan. Tapi, karung-karung itu malah dibiarkan di pinggir jalan. Kalau bisa segera diangkut biar tidak membuat kotor dan menimbulkan bau," tutur Hadi (31), warga Klender.
Seharusnya Pemkot Jaktim, tutur Hadi, tidak membiarkan tumpukan karung lumpur tersebut di pinggir jalan. Apalagi, baru-baru ini Pemkot Jaktim mendapat penghargaan Adipura. "Ini kan menyebabkan lingkungan kotor. Seharusnya aparat tanggap, apalagi Pemkot Jaktim baru saja meraih piala Adipura," katanya.
Tumpukan karung lumpur tersebut, berjejer di sepanjang Jl I Gusti Ngurahrai, tepatnya mulai dari kolong fly over Buaran sampai swalayan Yogya Klender. Bahkan sejumlah karung lumpur terlihat rembesan karung lumpur berwarna hitam pekat dan sangat bau.
Menanggapi hal ini, Kasudin Pekerjaan Umum (PU) Tata Air, Agoes Karsono Dawoed, menjelaskan, karung-karung lumpur tersebut memang sengaja dibiarkan dulu di sepanjang jalan itu agar tidak terlalu berat saat diangkut. Namun, ia berjanji untuk tumpukan karung lumpur tersebut akan segera diangkut.
"Kami memang belum sempat memindahkan karung-karung lumpur tersebut karena masih menunggu air yang ada di dalam karung meresap. Apalagi hari ini diguyur hujan, tapi kami usahakan besok semua karung-karung itu segera diangkut," janjinya.
Pengerukan tersebut, kata Agoes, memang sudah menjadi program Sudin PU Tata Air Jakarta Timur untuk memperlancar aliran air di dalam drainase. Apalagi, saat ini masih sering turun hujan. "Kita masih terus melakukan perbaikan terhadap saluran air yang mampet. Supaya kalau turun hujan jalanan tidak menjadi tergenang," katanya.
Sementara di Jakarta Pusat, galian pipa gas di sepanjang Jl KH Mas Mansyur, Tanah Abang, tepatnya dari arah Tanah Abang menuju Karet, membuat arus lalu lintas menjadi macet. Dan kondisi ini dikeluhkan para pengguna jalan. "Kalau hari-hari biasa saja sudah macet. Sekarang ada galian jadi makin macet," keluh Sofyan (27), pengendara sepeda motor saat melintas di kawasan tersebut.
Dari pantauan beritajakarta.com, kemacetan terjadi mulai dari Jl Cideng Timur hingga perempatan Karet. Kemacetan disebabkan oleh penyempitan badan jalan, termasuk adanya satu unit bekho yang ditempatkan di badan jalan. Sehingga pengguna jalan hanya bisa menggunakan setengah badan jalan.
Upaya mengurangi kemacetan dengan membuka putaran/U-Turn di dekat Kelurahan Kebonkacang pun tidak bisa mengurai kemacetan. Sebab, kendaraan yang melintas cukup padat. Dan kemacetan tersebut makin parah ketika turun hujan. "Jika hujan, macetnya tambah parah. Apalagi, kondisi jalanan becek dan licin. Tentunya, ini sangat membahayakan para pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor,” kata Ferry (33), pengendara lainnya.
Sementara itu, menurut Aris (44), warga setempat, proyek galian pipa gas ini sudah terjadi selama satu Minggu. Dan proyek galian pipa tersebut dikerjakan setiap malam hari. “Wah saya nggak tau ini proyek milik siapa. Tapi saya berharap agar proyek ini bisa segera diselesaikan,” tandas Aris.(mp/bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar