JAKARTA, M86 - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemprov DKI Jakarta melalui UPT. Balai Latihan Kerja Daerah (BLKD) Jakarta Timur dituding beberapa kalangan masyarakat tidak efektif dalam mengalokasikan anggaran dengan mengacu pada skala prioritas untuk kepentingan umum.
Pasalnya, BLKD Jaktim, mengalokasikan anggaran 'Wah' APBD DKI Jakarta untuk tahun 2011 sebesar Rp 30.951.000.000,-
Rencananya, anggaran sebesar itu untuk digunakan pada 33 kegiatan. Antara lain, Pembangunan Asrama Pelatihan sebesar Rp 15 Miliar, Pengadaan Loker Ssiswa Pelatihan Rp 500 Juta, Rehab Pagar Tembok Pengaman Rp 3,5 Miliar, Pengadaan Gengset Rp 1,5 Miliar, Pengadaan Mobil Trainer masing-masing Rp 1 Miliar untuk unit jurusan Tata Busana, Jurusan Teknik Pendingin, Jurusan Sepeda Motor dan Jurusan Tata Boga.
"Masih banyak yang harus diprioritaskan oleh Pemda DKI dalam menciptakan lapangan pekerjaan dari pada membuat asrama, pagar dan lain-lainnya. Mending, penggangguran diberi modal atau pinjaman untuk usaha, sehingga meminimalisir angka penggangguran di DKI," sesal Roby (18), warga Pondok Kelapa, Selasa (10/05).
Senada dengan Roby, Edi (20), warga Kali Malang, Jaktim mengatakan, sebaiknya jika Pemda tidak bisa berikan pinjaman atau bantuan. Ia berharap, Pemda dapat memfasilitasi penyaluran kerja.
"Tidak usah fasilitas gedung lengkap dan mewah toh yang penting penyaluran kerjanya. Saya dengar tiap BLKD di DKI hanya memberikan pelatihan saja, sedangkan yang disalurkan tetap aja sedikit alias lulusan pesertanya cari sendiri," ketusnya.
Ia juga menuding, jika alokasi anggaran tahun ini di BLKD Jaktim terlihat besar, tentunya semata-mata tidak meningkatkan kualitas peserta latihan di masa akan datang. Melainkan, sekedar mencari keuntungan dalam proyek-proyek yang dilaksanakan di unit tersebut.
"Sangat tidak bersetuhan langsung dengan fasilitas sarana penunjangan pelatihan, maunya pengadaan alat-alat praktek," tambahnya. (jek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar