Senin, 18 April 2011

Terjerat Kasus Narkoba, Siswa UN di Rutan Pondokbambu

JAKARTA, M86 - Karena tersangkut kasus narkoba dengan vonis pengadilan 1,6 tahun, Sop (17) siswa SMK Pembangunan, Utankayu, Jakarta Timur, terpaksa harus menjalani ujian nasional (UN) hari perdana di Rutan Kelas II A Pondokbambu, Jakarta Timur.

Selain Sop, masih ada Mas (17) yang melakukan UN. Namun, karena statusnya sebagai tahanan kasus perkelahian pelajar, ia diperbolehkan UN di sekolahnya SMK Iptek Nurul Ichsan, Pulogebang, Jakarta Timur, dengan kawalan ketat petugas kepolisian.

"Jika Sop mengikuti UN di dalam rutan, Mas mengikuti UN di sekolahnya dengan dikawal oleh petugas kepolisian," ujar Sihabudin, Kakanwil Kemenkum HAM DKI Jakarta, Selasa (19/4).

Untuk Sop menjalani UN di ruang Bimker (bimbingan kerja) pendidikan rutan tersebut, dengan diawasi seorang petugas dari pihak sekolah. Sihabudin menambahkan, sebenarnya masih ada warga binaan Rutan Pondokbambu yang dijadwalkan mengikuti UN, yaitu Dav (17) dan Sah (17), keduanya siswa SMK 45 Jakarta Selatan.

Keduanya belum dapat mengikuti UN hari ini karena belum mendapatkan izin dari pihak sekolah. Sehingga materi ujian maupun pengawasnya tidak dikirim ke rutan. Padahal, jika seluruh materi ujian dikirim, pihak rutan telah menyediakan tempat untuk UN bagi warga binaan tersebut.

Kemudian, untuk siswa atas nama Amn (14), baru akan mengikuti UN pada hari Senin (25/4) mendatang. Ia tercatat sebagai pelajar kelas 3 SMPN 179 Jakarta Timur.

Kepala Unit Pendidikan Bimker Rutan Pondokbambu, Tri Agustin, mengatakan walau para pelajar yang tersangkut pidana saat ini sedang menjalani hukuman, namun pihaknya tidak ingin merampas hak-hak pelajar untuk mengikuti UN. Karena itu, pihaknya menyediakan ruangan khusus untuk pelaksanaan UN tersebut.

"Selama ada koordinasi dari pihak sekolah, kita persilakan untuk UN di dalam rutan. Kalau pihak sekolah diam saja, tidak koordinasi dengan kita dan tidak mengirimkan materi ujian, tentu tidak ada pelaksanaan UN bagi warga binaan kami yang berstatus pelajar kelas 3. Kita hanya fasilitasi saja, yang punya kepentingan pihak sekolah dan pelajar itu sendiri," tukasnya.

Pantauan di lapangan, Sop terlihat mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana coklat panjang. Ia tampak percaya diri menjawab soal UN perdana dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ia juga optimis mampu menyelesaikan seluruh soal yang ada, terlebih Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang sangat disukainya.

"Sedih juga ujian nasional tidak bisa bareng dengan teman-teman sekolah. Karena saya harus ujian seorang diri di dalam Rutan Pondokbambu," ujar Sop.

Ia mengaku telah mempersiapkan diri untuk menghadapi UN ini dengan cara belajar di dalam sel. Selama ini seluruh buku pelajaran telah dikirim orangtuanya, sehingga setiap saat bisa memanfaatkannya untuk belajar.

Karya (40), Ibu Sop mengaku sedih melihat anaknya mengikuti UN seorang diri di dalam rutan. Ia berharap kondisi fisiknya yang terkurung ini tak jadi halangan dalam menyelesaikan seluruh soal-soal UN.

"Saya terus memberikan dorongan dan doa agar Sop dapat mengisi seluruh soal UN. Buku-buku juga sudah saya kirim sejak lama agar di dalam bisa belajar," tandasnya. (red/*bjc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Jasa Perizinan Bangunan