Senin, 10 Mei 2010

DKI Miliki Apotek Khusus Penderita Asma

JAKARTA, MP - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki komitmen untuk menyehatkan dan mensejahterakan warganya. Salah satunya ditunjukan dengan kepedulian Pemprov DKI Jakarta terhadap keberadaan klub kesehatan yang ada di DKI Jakarta. Dari sekian banyak klub kesehatan yang ada, salah satu yang aktif adalah klub kesehatan bagi penderita penyakit asma.

Hingga kini, sedikitnya terdapat 26 klub kesehatan bagi penderita penyakit asma yang tersebar di ibu kota. Bahkan, khusus untuk membantu para penderita asma, Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan apotek khusus bagi penderita asma yang terletak di Rumah Sakit (RS) Persahabatan, Jakarta Timur.

“Saya menyarankan kepada para penderita asma di Jakarta, ada baiknya bergabung dengan klub-klub kesehatan penyakit asma,” ujar Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta saat memberikan sambutan dalam Peringatan Hari Asma Dunia dan Penandatanganan Layang-layang edukasi yang disertai Senam Bersama dan Penerbangan 1.000 Layang-layang Edukasi di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat.

Fauzi Bowo mengatakan, dengan memasuki dan mengikuti kegiatan klub asma, para penderita asma akan mendapat banyak informasi terkait penanganan asma yang dideritanya. Berbagai kegiatan klub, seperti olahraga senam asma, tentu akan membantu penderita mengontrol penyakit yang dideritanya itu. “Budaya olahraga senam merupakan salah satu cara untuk mengontrol penyakit asma,” kata Fauzi Bowo.

Pada kesempatan itu, Bang Fauzi sapaan akrab Fauzi Bowo kembali menegaskan komitmen Pemprov DKI Jakarta yang sangat peduli kepada para penderita asma. Salah satunya dengan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi para penderitanya.

Ia mengungkapkan, saat ini, Pemprov DKI Jakarta telah menyediakan apotek khusus yang ditujukan bagi para penderita asma yang berada di RS Persahabatan. Dengan apotek khusus ini, lanjut Bang Fauzi, penderita asma bisa memperoleh berbagai jenis obat asma yang tentu dapat diperoleh dengan harga murah dibanding jika harus membeli obat tersebut di tempat lain.

“Saat ini di rumah sakit Persahabatan sudah ada apotek khusus bagi penderita asma, sehingga penderita asma bisa mendapat obat dengan harga korting,” jelas Fauzi Bowo.

Ketua Dewan Asma Indonesia, Faisal Yunus mengatakan, sering kali anggota keluarga, sahabat, atau bahkan kita sendiri mengalami gangguan asma yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari, baik kegiatan di siang hari atau saat istirahat di malam hari.

Saat ini juga masih banyak penyandang asma dan masyarakat yang belum mengetahui kontrol asma yang tepat dan benar, karena adanya perbedaan persepsi penyandang asma dengan dokter mengenai pengobatan kontrol asma. “Padahal kontrol asma merupakan penatalaksanaan asma yaitu penyandang asma menjalankan pengobatan jangka panjang untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik,” jelas Faisal Yunus.

Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian ahli asma di Asia Pasifik dalam studi Asthma Insight dan Reality in Asia Pasific (AIRIAP 2) tahun 2007 menyebutkan, 64 persen dari 400 orang penyandang asma di Indonesia tidak terkontrol. Hal ini disebabkan kurangnya edukasi mengenai kontrol asma yang sebenarnya kepada penyandang asma dan juga masyarakat pada umumnya.

“Sayangnya, secara keseluruhan hanya 2 persen dari 4.805 penderita asma di kawasan Asia Pasifik yang mengikuti studi yang masuk dalam kategori asma yang yang terkontrol,” ungkapnya.

Berdasarkan penelitian dari Global Strategy for Asthma Management and Prevention GINA- Global Initiatif for Asthma 2009, seseorang dikatakan terkontrol asmanya apabila memiliki 6 kriteria. Pertama, tidak atau jarang mengalami gejala asma. Lalu, tidak pernah terbangun di malam hari karena asma, tidak pernah atau jarang menggunakan obat pelega, dapat melakukan aktivitas dan latihan secara normal, kemudian hasil tes fungsi paru-paru (PEF and FEV1) normal atau mendekati normal. "Terakhir, tidak pernah atau jarang mengalami serangan asma," jelas Faisal.

Kontrol asma dapat dilakukan dengan cara yang mudah, efektif, dan efisien. Salah satunya dengan Asthma Control Test (ACT), yang merupakan mediasi bagi penyandang asma untuk mengetahui tingkat atau skor penyandang asma. "Penderita dengan ACT bernilai skor 25 mengkuantifikasi tingkat pencapaian masing-masing kriteria kontrol, artinya penyandang sudah mencapai total kontrol," tuturnya.

Ketua Umum I Yayasan Asma Indonesia, Retno R Saman mengatakan, Yayasan Asma Indonesia merupakan LSM yang memiliki cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuan yayasan ini untuk mendukung dalam mempertahankan asma yang terkontrol, salah satunya dengan melakukan senam asma. Kegiatan kali ini sebagai peringatan hari asma dunia yang jatuh pada 4 mei 2010, dengan tema You Can Control Your Asma. "Dengan berobat benar dan senam secara teratur, maka penderita akan dapat mencapai kualitas hidup normal," tandasnya.

Selain diramaikan dengan kegiatan penerbangan 1.000 layang-layang edukasi, kegiatan itu juga diisi dengan penyerahan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan senam asma.(red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Jasa Perizinan Bangunan