JAKARTA, MP - Sejumlah warga di Kelurahan Tengah, Kramatjati, Jakarta Timur, belakangan ini mengaku resah. Sebab di sekitar lingkungannya kini terdapat Lokasi Pembuangan Sampah (LPS) sementara, tepatnya di Jl Al Bariah RT 03/09 Tengah. Akibatnya warga setiap hari terbius oleh aroma busuk yang dikeluarkan dari gunungan sampah tersebut.
Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan, LPS seluas 4.000 meter persegi ini adalah milik H. Ali, yang telah dipergunakan para pemulung untuk menyimpan barang-barang hasil memulung.
Ironisnya, pemulung juga menjadikan lahan tersebut sebagai tempat pembuangan sampah. Warga sudah berulangkali meminta unit terkait agar menutup LPS itu namun hinga kini belum terealisir.
Yang mencengangkan, tak jauh dari LPS itu juga terdapat sebuah puskesmas yang seharusnya bersih dari sampah dan berbagai jenis kuman.
“Setiap hari sampahnya sangat banyak karena pemulung yang tinggal di lahan itu juga banyak yaitu sekitar lima puluh orang. Sehingga bau sampah yang dikeluarkan, sudah menjadi santapan setiap hari warga setempat,” ujar Budi (39) warga RT 03/09 Kelurahan Tengah, Kramatjati, Selasa (23/2).
Sejatinya keluhan warga mengenai hal ini akan dibahas pada hari Selasa (23/2) di Kantor Walikota Jakarta Timur, dengan menghadirkan warga setempat dan pihak terkait lainnya. Namun karena pemilik lahannya tidak bisa hadir, maka terpaksa rapatnya ditunda hingga Kamis (25/2) mendatang.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Endjang Abdullah menjelaskan bahwa permintaan warga tersebut sudah diutarakan sejak lama, namun baru akan dibahas pada pekan ini. Karena selain mengganggu kenyamanan warga, LPS itu juga sangat dekat dengan Puskesmas Kecamatan Kramatjati yang setiap harinya selalu dipenuhi pasien berobat.
”Warga menolak keras adanya LPS itu berada di tengah-tengah pemukimannya. Memang semestinya akan dirapatkan pada hari ini, tapi pihak pemilik lahan tidak bisa hadir. Sehingga terpaksa ditunda hingga Kamis (25/2) lusa.
Tapi jika dilihat dari lokasinya, saya pun sangat setuju jika LPS itu ditutup dan para pemulung yang tinggal di kawasan itu harus segera pindah. Karena jika mereka masih tinggal, maka sampahnya juga akan ada terus,” ujarnya.
Karena itu hasil dari keputusan penutupan LPS dan pemindahan keberadaan pemulung itu belum bisa diputuskan. Namun demi kenyamanan warga dan pasien yang berobat di puskesmas, kemungkinan besar permintaan warga akan segera terpenuhi. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar