Keberadaan busway yang mampu mendongkrak migrasi pengguna angkutan pribadi hingga 14 persen di tahun 2009, diyakini menjadi modal yang cukup bagi Pemprov DKI untuk melakukan pembenahan transportasi di Jakarta menjadi lebih baik lagi. Terlebih, di tahun 2010 juga akan dilakukan penambahan koridor busway dari 8 koridor menjadi 10 koridor.
“Bus Transjakarta pada tahun ini berhasil mengangkut 75 juta penumpang, di mana 14 persen diantaranya adalah mantan pengguna kendaraan pribadi. Insya Allah pada 2010 jumlah penumpangnya semakin meningkat,” ujar Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta dalam refleksi akhir tahunnya di Balaikota, Kamis (31/12) malam.
Selain bertumpu pada keberadaan busway, gubernur juga berharap angkutan umum pun bisa menekan penggunaan kendaraan pribadi lebih banyak lagi. Dengan begitu, kepadatan lalu lintas bisa semakin ditekan seminimal mungkin.
“Kepadatan jalan berbanding lurus dengan kecelakaan. Dampak kepadatan lalu lintas adalah tingginya angka kecelakaan, dan di tahun 2010 diharapkan kepadatan berkurang sehingga angka kecelakaan pun dapat ditekan,” harap orang nomor satu di Jakarta ini.
Salah satu upaya menekan kepadatan lalu lintas, pihaknya juga akan terus melakukan penambahan ruas jalan di ibu kota, meskipun resikonya terkadang mendapat penolakan dari masyarakat. Terlebih, perbandingan luas wilayah dengan jalan di Jakarta saat ini hanya 6,26 persen. Padahal, perbandingan ideal adalah 14 persen.
Upaya penambahan ruas jalan, juga diiringi dengan upaya menekan pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi. Selain melakukan upaya idealisasi luas jalan di tahun 2010, sebelumnya sepanjang tahun 2009 pihaknya juga telah memperbaiki jalan berlubang seluas 858.817 meter persegi dengan cara betonisasi dan layer (pelapisan).
“Untuk membangun jalan kita tetap mempertimbangkan pertumbuhan kendaraan. Jangan sampai jalan bertambah kendaraan pribadinya pun ikut bertambah. Makanya, jalan baru menerapkan sistem tol,” ungkapnya.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga akan melakukan persiapan pembangunan pola transportasi makro Mass Rapid Transit (MRT). Moda transportasi massal yang rutenya menghubungkan wilayah Dukuh hingga Lebakbulus itu diharapkan sudah bisa beroperasi pada tahun 2016 mendatang. Pembenahan tiga sektor berupa peningkatan pelayanan transportasi publik, upaya menekan pertumbuhan ruas jalan, dan menekan pertumbuhan kendaraan pribadi akan dilakukan Pemprov DKI secara simultan.
Selain fokus pada pembenahan tiga sektor tersebut, Fauzi Bowo juga menegaskan komitmen Pemprov DKI terhadap upaya penanganan banjir. Terlebih, untuk meminimalisir banjir pihaknya juga sudah berhasil menyambungkan aliran air yang ada di Kali Banjir Timur (KBT) dengan laut Jakarta.
“Meski KBT sudah tembus ke laut, tak lantas membebaskan Jakarta dari banjir. Karena, proyek patungan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini hanya bisa mengurangi 30 persen genangan air di Jakarta Timur dan Jakarta Utara,” tuturnya.
Untuk menanggulangi banjir, kata Fauzi Bowo--begitu dia akrab disapa--banyak pembenahan yang harus dilakukan. Seperti pengerukan sungai, pembangunan polder, dan melakukan perawatan 310 sarana pompa pengendali banjir yang telah ada saat ini. Gubernur menambahkan, pengerukan sungai haruslah menjadi prioritas, mengingat pengerukan terakhir dilakukan pada 30 tahun lalu. Disamping itu, pihaknya juga akan menambah jumlah polder. Sebab, sistem polder ini nantinya juga menjadi pola utama upaya penanggulangan banjir di Jakarta.
“Untuk mendukung penanggulangan banjir sistem polder, normalisasi saluran mikro dan makro wajib dilakukan. Ini makan biaya sangat besar. Karena, infrastruktur ini banyak yang kondisinya kusam akibat pendangkalan dan keberadaan jaringan utilitas,” tukasnya.
Terkait upaya menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH), pihaknya juga telah mengembalikan fungsi jalur hijau yang digunakan untuk berbagai kegiatan usaha, seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan menertibkan bangunan di kawasan yang tidak sesuai dengan peruntukan sehingga sesuai dengan masterplan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta.
“Saat ini luas RTH telah mencapai 9,3 persen dari luas Jakarta. Kita juga akan terus mengembangkan gerakan penanaman pohon, pembuatan lubang biopori dan sumur resapan termasuk pembangunan taman-taman interaktif di lingkungan pemukiman,” ulasnya.
Penambahan RTH yang keberadaannya juga mampu menekan tingginya polusi udara dan mengurangi efek pemanasan global (global warming), juga akan terus diimbangi dengan mengurangi emisi gas buang kendaraan dengan mendukung kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB). “Untuk itu kita selalu melakukan uji emisi kendaraan di lima wilayah DKI Jakarta agar kualitas udara Jakarta bersih,” harapnya.
Sedangkan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Jakarta, Fauzi Bowo juga tetap akan mempertahankan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBD DKI di tahun anggaran 2010. Anggaran itu dibutuhkan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS), peningkatan sarana pendidikan, tunjangan kesejahteraan guru dan perbaikan sekolah.
“Kualitas guru dalam upaya peningkatan pelayanan mutu pendidikan akan kita tingkatkan melalui program Sekolah Standar Nasional (SSN), ISO, dan program keahlian unggulan dalam penunjang kegiatan program pendidikan,” tambahnya.
Dalam peningkatan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Pemprov DKI juga akan melakukan kerja sama dengan pemerintah Jerman yang selama ini terkenal memiliki teknologi yang cukup maju di Eropa.
“Kerja sama ini kita lakukan agar peralatan yang dimiliki SMK jauh lebih maju dan modern. Sehingga setelah keluar dari SMK, mereka lebih mudah dalam mencari pekerjaan atau membuka usaha,”ungkapnya.
Untuk meningkatkan kesehatan warga Jakarta, ujar Fauzi Bowo, Pemprov DKI juga telah mampu membantu masyarakat yang kurang mampu lewat Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Keluarga Miskin (JPK Gakin). Bahkan, Dinas kesehatan DKI Jakarta hampir 85 persen telah mendapatkan ISO 9001/2000.
Adanya penambahan jumlah APBD DKI Jakarta Tahun 2010 yang mengalami kenaikan sebesar Rp 24,67 triliun, selain akan digunakan untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur kota, penanganan banjir, peningkatan transportasi publik seperti busway dan MRT, pihaknya juga akan mengembangkan terminal, jalur kereta api loop line dan pembangunan rumah susun di Pluit Jakarta Utara dan Tambora Jakarta Barat dengan konsep Green Building.
“APBD DKI Jakarta di 2009 juga telah mewujudkan peningkatan kualitas pemukiman dan perbaikan kampung dengan melakukan pemasangan kabel bawah laut di Kepulauan Seribu Utara, sehingga diharapkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat menjadi lebih meningkat” harapnya.
Peningkatan pelayanan publik juga dilakukan Pemprov DKI dengan meluncurkan enam unit kendaraan pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Mobile, yang telah beroperasi di lima wilayah di Jakarta.
“Dengan adanya KTP Mobile ini keluhan warga dalam pelayanan administrasi kependudukan tidak akan terganggu. Bagi masyarakat yang sakit dan tidak dapat datang tidak perlu khawatir lagi, kita akan dilakukan secara door to door,” lugasnya.
Selain itu, tahun 2010 juga akan dimanfaatkan Pemprov DKI dengan melakukan perbaikan infrastruktur, pembangunan rumah susun sewa dan milik, pengembangan pariwisata dan pelestarian seni budaya termasuk seni budaya Betawi, pembinaan dan pengembangan olahraga dan pemuda, pembinaan mental spiritual dan pemeliharaan stabilitas keamanan yang kondusif. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar