Minggu, 22 November 2009

Desember, KBT Tembus ke Laut

JAKARTA, MP - Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, optimis pengerukan koridor basah proyek Banjir Kanal Timur (KBT) sudah tembus ke laut pada 31 Desember 2009. Sebab, hingga Minggu (22/11) pengerjaan pengerukan sudah mencapai tahap 90 persen. Kendati demikian, masih ada tujuh titik lahan yang tersisa belum selesai dibebaskan dan sedang dalam proses konsinyasi di pengadilan.

Ketujuh titik lokasi lahan yang belum dibebaskan tersebut masih menunggu penetapan keputusan dari pengadilan negeri setempat. Dia menargetkan pada akhir Desember keputusan konsinyasi harus segera ditetapkan. “Kita upayakan Desember sudah ada penetapan keputusan dari pengadilan negeri setempat. Sehingga pengerjaan pengerukan lahan semakin lancar dan pengerjaan fisik segera diselesaikan tahun depan,” kata Fauzi Bowo saat meninjau proyek KBT, Minggu (22/11).

Hal itu, kata Fauzi Bowo, sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sebab peranan KBT sangat penting dalam meminimalisir banjir di Jakarta. “Bukan menghilangkan ya, tapi mengurangi banjir di Jakarta,” ujarnya. Dia mengungkapkan, proyek KBT tidak menjamin akan membebaskan DKI Jakarta dari banjir. Tingginya intensitas hujan serta banyak debit air saat hujan lokal tetap akan mengenangi perumahan warga karena drainase tidak berfungsi.

Fauzi mengatakan, buruknya drainase serta berdirinya bangunan di pinggir kali akan menyebabkan terjadinya banjir. “Walaupun proyek KBT selesai, tetapi warga masih tetap membuang sampah ke saluran air, maka saat hujan lokal banjir akan tetapi menggenangi rumah mereka,” tandasnya. Karena itu Fauzi mengimbau agar warga Jakarta yang tinggal di sepanjang 23,5 kilometer KBT agar menjaga perilaku positif dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Proyek KBT, lanjut Fauzi, hanya sebagian solusi yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi bencana banjir. Pengerukan kali serta perbaikan drainase tetap menjadi penunjang utama untuk menghindari genangan di perumahan warga. “Ada persepsi keliru. Sekali lagi Jakarta tidak akan bebas banjir setelah KBT berfungsi. Ini hanya mengurangi 30 persen saja,” paparnya.

Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Timur, Arifin, yang juga selaku Ketua Tim Panitia Pengadaan Tanah (P2T) mengatakan, tujuh titik lahan yang masih belum dibebaskan seluas sekitar 700 meter persegi. Diantaranya bangunan rumah milik Napitupulu di akses Jembatan Cipinang, fasos fasum disamping Universitas Dharma Persada, fasus fasum milik W Sinaga di Pondok Kopi, lahan milik Abdul Madjid di Pulogebang dan lahan Raj Khumar Singh di Ujung Menteng. “Lahan milik Khumar Singh hanya seluas 300 meter persegi. Sekarang kita sedang menunggu penetapan konsinyasi dari PN Jakarta Timur,” ujar Arifin.

Selain itu, Arifin mengatakan pemindahan 118 makam di TPU Malaka juga belum tuntas karena ahli warisnya. Ia mengatakan, pemindahan makam yang masih tersisa akan diselesaikan Desember mendatang. Namun bagian TPU yang terkena koridor basah semua makamnya sudah dipindahkan.

Dari pantauan masih terdapat sejumlah titik yang belum dibebaskan, salah satunya adalah lahan tiang Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) yang masih berdiri kokoh persis di jalur BKT di Pondokkopi, Jakarta Timur. Pejabat Pembuat Komitmen Balai Besar Ciliwung Cisadane, Parno mengatakan, pergeseran menara Sutet tersebut akan memadamkan sejumlah wilayah Bekasi, Cengkareng, beberapa wilayah lainnya di Jakarta. “Sutet ini tersambung dengan gardu Cawang. Kemungkinan akan ada pemadaman. Namun sebisa mungkin akan diminimalisir,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, pihaknya harus bekerja sama dengan PT PLN, karena pemadaman kemungkinan akan terjadi selama enam sampai sembilan hari. Listrik akan dipadamkan mulai dari pukul 06.00 hingga 16.00 dan akan dimulai sejak tanggal 30 November hingga sembilan hari ke depan. “Lamanya waktu pemadaman karena semua harus dites kembali agar tidak terjadi masalah di kemudian hari. Tiang akan dites di lapangan seolah dibebani kabel. Kalau ada bengkok nanti akan diluruskan lagi, perlu waktu. Kalau tidak ada masalah maka dalam enam hari selesai,” paparnya.

Tower single pole di kawasan pengendali banjir itu memiliki tegangan 500 KV. Tiang steel pole yang digeser itu tingginya 72,50 meter, diameter bawah tiga meter, diameter atas 1,40 meter, tebal plat 22 mm, angkur bolt diameter tiga meter serta jumlah angkur bolt 40 buah.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Pitoyo Subandrio, mengatakan, meski KBT telah rampung, namun bila terjadi hujan lokal di daerah tertentu seperti Pulomas atau Cempaka putih, daerah tersebut akan mengalami genangan bila drainasenya tidak berfungsi baik. "Target KBT tembus ke laut 31 Desember mendatang Insya Allah tetap terpenuhi," tegasnya. Pitoyo menjelaskan, bila KBT sudah jadi, bila debit kali Kali Sunter tengah tinggi, alirannya akan ditampung di kanal dan dialirkan ke laut. (red/*bj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails

Jasa Perizinan Bangunan