JAKARTA, MP - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap anak yatim di ibu kota. Sebagai wujud perhatiannya, orang nomor dua di Jakarta itu memberikan santunan kepada 100 anak yatim di Mushola Darussalam, Gang Asem, Jl Mangga, Otista Raya II, Bidaracina, Jakarta Timur, Minggu (27/12) kemarin. Santunan yang diberikan berupa uang, sembako, dan peralatan sekolah yang berasal dari sejumlah donatur. Pemberian santunan ini merupakan kegiatan rutin dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam.
Kedatangan Wagub Prijanto sangat ditunggu-tunggu warga setempat. Wagub disambut kesenian marawis oleh warga RT 005/RW 03, Bidaracina, Jatinegara. Gang sempit itu dipenuhi warga yang ingin melihat langsung Wagub Prijanto.
Ilham Musyatik (7), salah seorang anak yatim mengaku gembira mendapat santun tersebut. Uang santunan itu akan digunakan untuk biaya sekolah. "Terima kasih Pak Prijanto. uang ini sangat berharga biaya sekolah saya," kata Ilham saat menerima santunan didampingi ibunya.
Dalam acara tersebut, Wagub Prijanto tampak dekat dengan anak-anak yatim. Bahkan Prijanto menyempatkan foto bersama anak-anak yatim. Dirinya mengatakan persoalan warga miskin menjadi salah satu persoalan yang ada di Jakarta. Dia menegaskan warga kurang mampu menjadi tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta.
Kegiatan ini, kata Prijanto, sangat positif dan sangat baik. Jika setiap daerah memiliki kepedulian terhadap anak yatim atau fakir miskin, maka pembangunan moral anak bangsa akan terus berjalan. Apalagi, menurut Prijanto, pembangunan akhlak merupakan salah satu pembangunan penting disamping pembangunan infrastruktur.
"Pembangunan bangsa ada dua, yakni pembangunan akhlak manusianya dan pembangunan yang sifatnya infrastruktur. Yang terpenting adalah pembangunan manusianya. Diharapkan jika sudah besar dan menjadi pemimpin, maka dapat menjadi pemimpin yang baik dan bijak bagi bangsa dan negaranya," ungkap Prijanto.
KH Fachrurozi Ishak selaku penceramah dalam acara santunan anak yatim itu berharap pada bulan Muharram ini banyak orang yang mulai melakukan perubahan. "Dari akal yang kurang baik menjadi baik, dan akal yang sudah baik menjadi lebih baik lagi," kata Fachrurozi Ishak. (red/*bj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar